Kamis, 13 September 2018

Lara Croft GO



Square Enix Montreal, studio game di balik kehadiran game mobileberkualitas seperti Lara Croft: Relic Run dan Hitman GO, baru-baru ini merilis sebuah karya baru berjudul Lara Croft GO. Game terbaru tersebut tidak hanya memiliki kemiripan judul dengan karya-karya mereka terdahulu, namun juga mempunyai gameplay yang mengingatkan saya pada keduanya.

Eksistensi Lara Croft GO telah menyita perhatian saya sejak pertama kali diperlihatkan pada ajang E3 2015 bulan Juni lalu. Keindahan grafis, keluwesan animasi, serta musik latar yang seolah menghipnotis membuat saya memiliki ekspektasi tinggi terhadap game ini. Apakah harapan tersebut dapat terjawab dengan baik? Mari mengikuti pengalaman saya yang telah menamatkan Lara Croft GO di bawah ini.






Familier tetapi Berbeda di Waktu yang Sama

Bagi saya yang telah memainkan Lara Croft: Relic Run dan Hitman GO, tampilan dan gameplay Lara Croft GO langsung terasa begitu familier. Saya dapat mengendalikan sang Tomb Raider semudah pada game endless runner Lara Croft: Relic Run, namun dikemas dengan tampilan dan gameplay yang menjadi ciri khas Hitman GO.

Bicara mengenai gameplay, Square Enix Montreal pernah menyebutkanbahwa desain Lara Croft GO dibuat berdasarkan Hitman GO yang telah mereka rilis tahun lalu. Sehingga tidaklah mengherankan bila petualangan Lara menginvasi tempat keramat di sini terlihat mirip dengan aksi Agent 47 dalam Hitman GO.




Simpel Sekaligus Menantang

Tidak sulit untuk memahami apa yang harus dilakukan Lara di setiap level. Apabila Agent 47 memiliki variasi misi pada setiap level yang ia lewati di Hitman GO, maka tujuan Lara di sini hanya satu yaitu mencapai titik finis. Ia harus melewati berbagai musuh serta memecahkan serangkaian puzzleuntuk mencapai tujuan akhir.

Lara Croft GO memiliki premis yang berbeda dari game Tomb Raider lain. Apabila seri Tomb Raider di console maupun PC menitikberatkan pada elemen action yang dibumbui dengan puzzle, maka Lara Croft GO di platform mobile justru memiliki gameplay sebaliknya. Sebagian besar waktu saya dihabiskan dengan memutar otak untuk menyelesaikan puzzle dengan sedikit bumbu aksi Lara mengalahkan para monster.

Permainan berlangsung dengan sistem turn-based. Lara dapat berjalan, melompat, hingga bergelantungan ke mana pun sesuai dengan lintasan yang telah ditetapkan. Setiap kali ia selesai melangkah, maka semua objek maupun makhluk di level baru akan melakukan pergerakannya.

Sistem ini membuat saya harus pintar mengantisipasi pergerakan monster maupun objek di setiap level. Mirip permainan catur, saya dituntut untuk membayangkan dinamika level beberapa langkah ke depan sebelum mengambil keputusan akan bergerak ke mana. Salah mengambil langkah dapat menyebabkan Lara tewas, atau puzzle menjadi tidak terpecahkan yang hanya dapat diperbaiki dengan mengulang level kembali.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar