Kamis, 30 Agustus 2018

Review Counter Strike – Global Offensive: Hadirkan Atmosfer Klasik yang Kental!



Anda tidak bisa disebut sebagai seorang PC gamer jika belum pernah memainkan Counter-Strike sebelumnya. Mod dari franchise game FPS fenomenal Half-Life dari Valve ini memang harus diakui fenomenal. Tidak hanya muncul sebagai standar untuk game-game military shooter yang lahir setelahnya, Counter Strike juga lahir sebagai salah satu game kompetitif level professional yang paling sering dipertandingkan di masa lalu. Popularitasnya memang tidak perlu diragukan lagi, bahkan sempat membuat industri game centre Indonesia kembali bergairah karenanya. Kini setelah penantian yang cukup lama setelah versi terakhirnya – Source, Valve akhirnya merilis seri terbaru – Counter Strike: Global Offensive.
Counter Strike – Global Offensive sendiri tetap dibangun dengan menggunakan engine Source, namun dengan versi yang sudah lebih disempurnakan. Hal ini tentu saja membuatnya datang dengan visualisasi yang boleh dikatakan setara dengan franchise game serupa yang dirilis saat ini, dengan desain karakter dan setting yang juga lebih baik. Uniknya, bagi para gamer yang sempat mencicipi game ini di masa lalu, kehadiran seri terbaru ini tidak lantas membuatnya berbeda dan “asing”. Kami bahkan sempat mengutarakannya di preview kami sebelumnya, bahwa untuk sebuah alasan yang jelas dan kuat, Counter-Strike: Global Offensive ini justru akan lebih meninggalkan kesan nostalgia yang lebih kentara dibandingkan terasa menikmati sebuah game yang benar-benar baru. Semua elemen baru yang ia tawarkan seolah didesain untuk memperkuat hal tersebut.
Lantas, bagaimana performa Counter Strike: Global Offensive? Apakah Valve mampu meracik seri terbaru ini dengan sensasi yang membuatnya lebih sempurna dibandingkan seri-seri Counter Strike sebelumnya? Atau ia akan tampil sebagai sebuah blunder yang fatal? Review ini akan mengupas CS: GO lebih dalam untuk Anda.


It’s Still the Same Old Counter-Strike!
Counter Strike: Global Offensive mampu menampilkan kesan yang kuat bahwa ia tetap menjadi seri CS klasik yang selama ini kita kenal, walaupun datang dengan tampilan yang jauh berbeda.
Mengapa kita tidak membicarakan plot tentang game yang satu ini seperti review-review game lain yang sempat dirilis oleh Jagat Play di masa lalu? Karena pada dasarnya, Valve tidak memuat mode single player dengan basis cerita untuk Counter Strike: Global Offensive (CS: GO) sama sekali. Ia dihadirkan sebagai sebuah game MMOFPS, yang lebih berfokus pada pengalaman multiplayer yang kompetitif. Mekanisme gameplaynya sendiri tidak banyak berbeda dibandingkan seri-seri Counter Strike sebelumnya, dimana Anda akan berperan sebagai Counter-Terrorist maupun Terrorist dan terlibat dalam sebuah perang epik untuk memastikan kemenangan kubu masing-masing. Map yang disediakan juga masih akan datang dengan misi uniknya masing-masing, walaupun sebagian besar berkisar seputar bomb detonation dan hostage rescue.
Satu yang unik dari CS: GO, terlepas dari tampilannya yang kini berubah jauh lebih baik, ia masih memancarkan aura CS klasik yang begitu kental. Jika Anda pernah memainkan seri CS di masa lalu, maka Anda akan langsung mendapatkan perasaan familiar yang begitu kental ketika memainkan seri terbaru ini. Apa sebab? Kehadiran beberapa map ikonik di masa lalu mungkin menjadi salah satu elemen yang akan meninggalkan kesan pertama tersebut kepada Anda. Map-map klasik seperti Dust, Dust 2, Italy, Inferno, Train, hingga Aztec dihadirkan dengan bentuk rancang yang masih sama, seperti yang sudah kita kenal. Walaupun demikian, bukan berarti Valve tidak memodifikasi peta-peta ini sama sekali. Beberapa map mendapatkan perombakan yang cukup signfikan dengan penambahan jalur ekstra untuk memastikan pertempuran yang lebih seimbang dan dinamis antara para CT dan Teror. Beberapa elemen sederhana seperti kotak / drum yang biasa digunakan untuk melakukan cover dan camping kini digeser, dihapus, dan ditambahkan. Namun pada dasarnya, map-map ini tetaplah menjadi map pertempuran ikonik yang sudah lama Anda kenal.
Salah satu yang membuat kesan ini begitu kentara adalah hadirnya berbagai map klasik yang tentu tidak asing lagi bagi sebagian besar gamer CS klasik. Valve juga menyuntikkan beberapa modifikasi setting untuk menghasilkan pertarungan yang lebih seimbang dan dinamis. Tidak hanya map, mekanisme gameplay yang ditawarkan juga masih datang dengan sensasi CS klasik. Tidak ada iron sight, Anda tetap hanya mengandalkan crosshair yang ada.
Kesan nostalgia dari CS: GO juga tidak hanya didapatkan dari berbagai map ikonik yang tetap disertakan di dalamnya, tetapi dari mekanisme gameplaynya sendiri. Valve tampaknya bersikukuh untuk mempertahankan identitas seri terbaru ini sebagai sebuah game Counter-Strike yang pernah kita kenal dan tidak tertarik untuk memberikan perombakan signifikan untuknya. Tidak ada usaha untuk menjadikannya sebagai “clone” untuk game-game military shooter yang sedang populer saat ini. Anda masih akan menemui cara bertempur yang sama: membeli senjata di awal permainan dan kemudian bergerak untuk membunuh tim lawan dan mencapai misi masing-masing dalam cara yang klasik. Senjata yang Anda pegang juga akan menawarkan “cita rasa” yang sama, dengan sistem recoil yang serupa dan cara penggunaan yang sama. Bagi Anda yang berhadap ia akan datang dengan ironsight seperti halnya game FPS yang lain, Anda terpaksa harus kecewa. CS: GO tetap menuntut Anda untuk mengandalkan crosshair di depan mata, dan beberapa zoom up untuk senjata tertentu. It’s still the same old Counter Strike that we know!

Review DOTA 2: Versi yang Lebih Keren Dari Moba Lainnya


Sebuah mod yang berhasil menarik hati jutaan gamer di seluruh dunia, Defense of The Ancients (DOTA) memang menjadi fenomena tersendiri. Mengubah mekanik awal yang ditawarkan oleh Warcraft III, IceFrog menyuntikkan sensasi RPG yang lebih kental dengan membawa pertempuran hero sebagai fokus utama. Tidak lagi harus dipusingkan dengan strategi membangun unit, gamer kini dibawa dalam mode PvP yang cepat, intens, dan pastinya – memacu adrenalin. Berfokus membangun karakter dengan perannya masing-masing dan memainkan peran terbaik dalam pertempuran tim, DOTA bahkan diakui sebagai salah satu game kompetitif yang seringkali dipertandingkan di kancah internasional. Tidak salah jika Valve tertarik untuk mengakuisisi nama yang satu ini.
Perjalanan akuisisi Valve atas nama DOTA memang bukan perkara mudah. Sempat mengalami konflik dengan Blizzard sebagai pemilik Warcraft III, perseteruan ini untungnya berakhir damai. Valve berkesempatan untuk terus melanjutkan terus proyek ambisius ini, menawarkan berbagai modifikasi di sisi visual dan tentu saja mekanik gameplay yang lebih seimbang. Memasuki proses beta dan berhasil menjaring ratusan ribu gamer selama proses ini, Valve akhirnya siap untuk keluar dari fase yang satu ini. Setahun sejak rilis betanya, Valve akhirnya secara resmi merilis DOTA 2 secara bebas kepada publik. Sembari memastikan proses peralihan ini tidak akan mengganggu pengalaman mereka yang sudah masuk ke dalam masa beta, DOTA 2 akhirnya terbuka bagi setiap gamer lewat sistem F2P yang ia usung.
Mengingat masa beta yang sudah berakhir dan eksistensinya sebagai sebuah game resmi yang terbuka secara komersil, ini menjadi momen yang tepat bagi JagatPlay untuk melemparkan beberapa impresi yang sempat kami tangkap, tentu saja – selama setahun terakhir ini. Apa saja yang berubah? Menjadi lebih baik atau lebih buruk? Atau ia masih belum mampu menundukkan popularitas DOTA pertama?

Beradaptasi dengan Sisi Visual yang Baru


Urusan hak dagang atas nama memang memaksa Valve untuk melakukan beberapa penyesuaian, mengingat versi pertama DOTA memang dibangun dari model karakter dari beberapa game ikonik Blizzard – dari Warcraft III hingga Starcraft. Untuk memastikan game MOBA teranyar mereka ini tidak terus melewati proses hukum, Valve akhirnya mengubah beberapa aspek yang signifikan, terutama di sisi kosmetik.
Salah satu yang paling signifikan adalah perubahan model karakter yang digunakan. Walaupun hadir dengan model karakter yang jauh berbeda dengan lebih halus, Anda tetap dapat menemukan beberapa ciri utama karakter yang tetap dipertahankan dari seri pertamanya. Konsep ini mempermudah para gamer DOTA pertama untuk menyesuaikan diri dengan cepat, terutama mereka yang belum familiar dengan desain baru hero yang ada.  Tidak hanya dari model  karakter, Valve juga menyuntikkan nama yang lebih “umum” untuk mencegah permasalahan lebih jauh.
Perubahan visualisasi ini juga diterapkan untuk beragam desain item dan persenjataan yang ditawarkan di toko. Memang butuh waktu lebih lama bagi para gamer pendatang baru ataupun mereka yang sempat mencicipi DOTA pertama untuk menguasai aspek ini lebih dalam. Tidak hanya sekedar mempelajari desain item dan resep yang untungnya, sedikit terbantu dari penjelasan yang tetap disertakan ketika Anda melakukan hover di setiap item yang ada, Anda juga mulai harus menghafal kembali lokasi item yang kini ditempatkan dalam pengakategorian yang berbeda. Setiap hero juga akan hadir dengan rekomendasi item untuk memaksimalkan kemampuan terbaiknya, membantu para pendatang baru untuk lebih dapat menguasai game ini dengan lebih cepat.


Perubahan visualisasi berarti juga berpengaruh langsung pada animasi gerak setiap karakter yang ada. Tidak berpengaruh besar bagi para pemain DOTA yang baru, namun perubahan animasi ini akan memaksa para pemain veteran untuk menyesuaikan ritme gameplay kembali. Sementara mereka yang tumbuh besar bersama dengan game MOBA yang lain, DOTA 2 mungkin akan terasa lebih lambat. Mengapa animasi sangat signifikan? Karena animasi gerak dan serangan akan sangat menentukan seberapa baik Anda tampil dalam DOTA 2. Anda menjadikanya sebagai pondasi untuk melakukan creeping yang efektif dan tentu saja, melakukan kombinasi skill yang lebih mumpuni.
Valve mungkin menyempurnakan sisi visual  untuk DOTA 2 untuk memastikan seri ini mampu tampil dengan teknologi dan kualitas yang lebih terkini. Namun di sisi lain, kehadiran fitur ini tentu saja memaksa gamer untuk melakukan beberapa penyesuaian penting – terutama mereka yang sempat mencicipi DOTA pertama. Sementara bagi para pendatang baru di genre MOBA dan menjadikan DOTA 2 sebagai pilihan pertama dan hadir tanpa pengetahuan, perubahan di sisi visual ini tidak akan memberikan pengaruh yang signifikan.

Preview Asphalt 8 Airborne – The Ultimate Action Racing Buat Smartphone

Saya akan membuka preview Asphalt 8 Airborne dengan kesimpulan ini “Asphalt 8: Airborne adalah seri Asphalt paling fun dan mempunyai banyak sekali element action, hampir seperti sedang bermain di film action racing”. Asphalt merupakan game racing, semua orang tahu itu namun pada seri terbarunya ini saya merasakan adanya sedikit pergeseran genre. Asphalt 8 tidak lagi 100% racing namun sudah melibatkan berbagai elemen action, bisa dibilang 70% racing dan 30% action.
Secara core gameplay Asphalt 8 tidak terlalu jauh berbeda dibanding dengan Asphalt 7. Kamu bisa memainkan mode single player yang terbagi atas 8-session dimana setiap session mewakili seri Asphalt sebelumnya. Setiap session terbagi atas beberapa event, biasanya 9 sampai 12 event dan menggunakan map yang ada dalam game Asphalt seri tersebut. Contohnya di session 7: Heat kamu akan bermain di map yang benar-benar ada di game Asphalt 7.
Asphalt 8 Airborne Preview | Screenshot 1
Setiap event membutuhkan kelas mobil yang berbeda, jadi kamu tidak bisa menggunakan mobil cepat di event balapan mobil lambat. Jumlah mobilnya juga terbilang banyak dan ada beberapa yang baru seperti Bugatti Vitesse 2013 atau Agera R 2013. Setiap mobil bisa kamu upgrade dengan berbagai komponen baru dan juga berganti warna, namun sayangnya tidak ada kustomisasi decal (yang mungkin juga sudah semakin jarang digunakan untuk mobil-mobil racing sekarang).
Saya akan lebih dalam di pengalaman racingnya karena tidak ada banyak perubahan dalam segi menu dan fitur. Di Asphalt 8 kamu akan mendapatkan 2 mode baru yaitu infection dan drift gate. Mode infection ini adalah salah satu mode yang paling menarik karena di sini kamu bisa memacu mobil kamu dengan full nitro selama 20-30 detik selama terkena infeksi. Kamu bisa memperpanjang durasi infeksi dengan menularkan/menabrak kepada mobil-mobil lain. Namun begitu waktu infeksinya habis maka kamu akan mengalami overload dan mobil akan terguling.
Drift gate sebenarnya merupakan modifikasi dari mode drift dari seri Asphalt sebelumnya namun kali ini kamu akan menemukan tempat-tempat khusus untuk melakukan drift, jadi tidak bisa seenaknya drift di tengah jalan.
Asphalt 8 Airborne Preview | Screenshot 2
Yang menarik dari seri Asphalt 8 ini adalah design tracknya yang jauh lebih solid. Detail lingkungan terlihat lebih hidup, contohnya di Tokyo yang dipenuhi dengan banyak bangunan dan lalu lintas vertical. Ini berarti kamu mungkin akan ditabrak dari lalu lintas yang berasal dari samping (perempatan jalan). Interaksi dengan berbagai object juga terasa lebih hidup, misalkan ada lawan yang menabrak tiang lampu maka tiang tersebut dapat jatuh ke jalan dan membuat mobil di belakangnya menabrak tiang tersebut.
Contoh lainnya yaitu ketika musuh di depan menabrak sebuah mobil truck panjang. Terkadang truck tersebut akan banting setir dan menjadi melintang di jalan, kamu dalam hitungan detik harus berhasil mengambil jalur lain untuk menghindari truck tersebut (persis seperti yang kamu sering lihat film). Penggunaan jalan singkat juga sudah jauh di optimisasi, sekarang pengambilan jalur bisa mempengaruhi hasil dengan cukup signifikan karena ada jalur yang benar-benar memutar dan jauh. Hebatnya lagi, ketika ada sebuah jalur pintas dan kamu ambil maka kamu akan menemukan cabang lagi di jalur pintas tersebut.
Asphalt 8 Airborne | Preview Screenshot 3
Intinya akan ada banyak jalur yang bisa diambil dalam game ini dan itu membuat gameplaynya semakin mantap. Pemilihan jalur bukan lagi berfungsi sebagai jalur pintas sementara namun menjadi sebuah pemilihan yang penting dan mempengaruhi hasil lomba.
Sejauh ini Asphalt 8 berhasil memukau saya dengan segala fitur dan peningkatan grafis yang disediakan. Memang gamenya semakin tidak realistis namun semakin fun dengan berbagai actionnya. Bermain Asphalt 8 tidak seperti memainkan game racing biasa, namun lebih seperti bermain dalam sebuah adegan film racing bioskop yang sangat seru.
Banyak yang menanyakan bagaimana Asphalt 8: Airborne jika dibandingkan dengan Real Racing 3. Menurut saya kedua game ini tidak bisa dibandingkan dan justru saling melengkapi. Kualitas grafis jika diukur dari tingkat realistisnya maka Real Racing 3 masih jadi juara, namun Asphalt 8 mampu memberikan variasi track racing yang jauh lebih menarik terutama ketika berada di kota dengan level detail yang baik.
Asphalt 8 Airborne Preview | Screenshot 4
Real Racing 3 bagi saya adalah game yang membutuhkan waktu untuk menunggu dan kita harus hati-hati sekali agar tidak merusak mobil kita. Saya bukan tipe pengendara seperti itu, saya ingin bisa bermain kapan saja saya mau dan mengikuti mobil di depan saya secara hati-hati, menyalakan nitro, menabraknya tepat dari belakang dan mengatakan “Rasakan itu!”. So yeah Asphalt 8 bisa menjadi game racing yang lebih fun bagi saya dibanding Real Racing 3.
Asphalt 8 rencananya akan rilis tanggal 22 Agustus ini dengan harga Rp. 9.500 untuk iOS dan Android secara bersamaan. Jika kamu tidak membeli game ini tanggal 22 Agustus ini maka maaf kita tidak bisa jadi teman :D. Cheers!

Akhirnya EA merilis The Sims Mobile untuk Android dan iOS? Seseru apa game mobile yang disebut-sebut mirip The Sims 4 versi PC ini? Yuk simak di sini!

Tak sedikit pengguna smartphone yang kecewa dengan game The Sims FreePlay yang rilis tahun 2011 lalu. Minimnya fitur dan juga grafis yang kaku membuat game mobile buatan developer Firemonkeys Studios ini tak berhasil memuaskan para penggemarnya. Menjawab kekecewaan para penggemar The Sims, akhirnya EA bersama Maxis Software pun kini merilis generasi terbarunya, The Sims Mobile, untuk iOS dan Android.
Sebagai salah satu game yang mampu menarik hati banyak gamer dari segala usia dan gender, Maxis dan Electronic Arts memanjakan pecinta The Sims dengan merilis The Sims Mobile.Masih mengandalkan simulasi kehidupan yang ideal, para pengguna smartphone kini bisa merasakan pengalaman bermain yang hampir mirip dengan serial The Sims versi PC lewat perangkat mobile mereka.
Sebenarnya The Sims Mobile ini telah lebih dulu rilis di Brasil pada tahun 2017. Sejak dirilis game tersebut telah mengalami banyak uji coba, sampai akhirnya EA merilis The Sims Mobile secara global untuk Android dan iOS pada tanggal 7 Maret 2018.
Sumber gambar: play.google.com


The Sims sendiri merupakan sebuah franchise yang diciptakan oleh Will Wright, legenda industri video game yang juga telah membuat berbagai video game dengan embel-embel Simdi depannya; misalnya saja SimCitySimEarth, SimAnt, dan banyak lainnya. Walaupun terlihat sederhana, tetapi The Sims justru memberikan pesona sendiri bagi para penggemarnya. Game ini berhasil memberikan pengalaman yang unik dengan menyajikan tema kehidupan nyata di dalamnya. Kesuksesan franchise ini membuat EA bersama Maxis Software harus terus mengembangkan setiap serinya dengan memberikan berbagai ekspansi menarik hingga peningkatan sisi grafis, untuk menyenangkan para penggemarnya.

Review Hago: Kumpulan Mini Games yang Mengasyikkan!

Kalau kamu belum tahu, Hago adalah sebuah aplikasi yang dikembangkan oleh Pengembang yang bernama Hago Game. Aplikasi ini menyediakan beragam mini games yang bisa kamu mainkan. Meskipun terkesan sederhana tapi mini games ini cukup mengasyikkan loh! Apakah seru untuk dimainkan? Yuk cek reviewnya berikut ini!

Kumpulan Mini Games yang seru

game hago android
Hago memiliki kumpulan mini games yang patut kamu mainkan. Beberapa diantaranya antara lain Sheep Fight, Knife Hit, Tahu Tempe, Brain Quiz, Ludo Hago, SOS, Jump Jump, Stickman Run, Tennis Go, Nyan Cat, Snake & Leader, hingga Halma.
Tenang saja semua game itu cenderung ringan kok untuk dimainkan. Game tersebut juga tidak memerlukan strategi yang menjemukan seperti saat kita main MOBA. Karena di mini games tersebut objektif kita cukup ringan seperti adu kecepatan dalam melempar pisau, adu lari dalam bentuk stickman ataupun melengkapi huruf seperti SOS.
Dan bagi saya mini games yang paling mengasyikkan adalah  Games werewolf. Di game ini akan ada 6 pemain yang di bagi menjadi 2 kelompok. Kelompok baik 4 orang yang terdiri dari 2 warga biasa 1 peramal dan 1 penjaga. Kelompok jahat adalah 2 orang werewolf yang bisa membunuh salah satu kelompok baik.
Game werewolf hago
Intinya game ini bergantung pada diskusi untuk menentukan siapa kah werewolf sebenarnya. Nantinya akan ada vote pembunuhan terhadap salah satu pemain. Jika benar werewolf yang meninggal maka orang baik akan Menang jika sebaliknya maka, werewolf yang menang. Hmm terdengar mudah ya? Tapi tunggu dulu. Disinilah letak keseruannya. Karena kita akan dipaksa berdiskusi, adu pendapat, bahkan berbohong loh untuk memenangkan game ini.

Hago Bisa dimainkan bersama teman

game android ludo hago
Uniknya lagi dalam game ini kamu bisa memainkan game itu bersama temanmu loh. Kamu bisa mengundang temanmu lewat kontak yang sudah disambungkan ke dalam game ataupun lewat akun media sosial lain seperti facebook ataupun line. Tentunya bermain bersama teman akan mengasyikkan. Apalagi saat kita bermain game yang dituntut kerja sama seperti Werewolf. Pasti kita akan lebih menyenangkan bukan ?
Eh atau jangan-jangan ada teman kamu yang belum menginstall game ini ? Tenang saja. Karena kamu tetap bisa memainkan mini game yang ada di Hago ini dalam mode Local Multiplayer. Walaupun ada sedikit perbedaan mini game di mode Local Multiplayer tapi game-game tersebut sudah didesain khusus loh agar kamu bisa memainkannya berdua dengan temanmu. Untuk memainkan mode ini kamu hanya harus berbagi sisi hp mu loh untuk memainkannya. Simple bukan?

Game baru, Teman baru

mencari teman hago
Kamu bosan bermain dengan temanmu yang segitu-gitu aja? Tenang. Di game ini kamu juga bisa mencari teman baru kok. Karena setiap kita bermain game kita akan disediakan pilihan untuk menambah teman bermain. Apalagi fitur chat dalam game yang bisa dimanfaatkan untuk membuka obrolan-obrolan ringan ataupun mengirimkan emoticon-emoticon lucu.
Tentunya game ini akan membantumu menemukan teman baru kok. Bahkan kalau kamu berusaha ekstra, kamu juga bisa cari jodoh juga loh di game ini!

Size yang bersahabat

Dengan banyaknya mini games yang dihadirkan oleh Hago tentunya kamu bertanya-tanya kan apakah game ini akan memakan memori yang banyak? Tenang saja. Karena game ini tidak memerlukan memori yang banyak untuk dimainkan.  Yang pasti kamu hanya memerlukan koneksi internet yang lancar untuk memainkan game ini.
Bagaimana tertarik mencoba game ini ? Sebelum memainkan game ini pastikan kamu menyambungkan akun media sosial mu yaa, siapa tau ada temanmu juga yang sudah memainkan game ini!

Mobile Legends: 6 Tips Mobile Legends yang Harus Dihafal Para Newbie!

Mobile Legends adalah game mobile bergenre MOBA (Massive Online Battle Arena) yang dimainkan secara tim dengan gameplay 5 vs 5. Halaman ini mengulas semua info terkait Mobile Legendsguidehero build, tips dan strategi Mobile Legends. 

Baru main Mobile Legends: Bang Bang, DG Friends? Kamu harus simak tips dan trik DuniaGames yang satu ini!

Mobile Legends: Bang Bang saat ini sedang jadi game MOBA yang sangat menjamur di kalangan gamer Android. Bahkan disebut-sebut mulai bersaing ketat dengan Vainglory! Dengan ramainya pemain Mobile Legends, maka banyak juga pasti yang masih "newbie" -- alias pemula.
Nah DuniaGames mau membagi tips dan trik Mobile Legends dasar yang harus diingat oleh para pemain baru, nih! Apa saja 8 tips dan trik tersebut? Yuk langsung aja cekidot artikel kali ini.

1. Spesifikasi Game Mobile Legends

Game MOBA Android ini memiliki spesifikasi minimum sebagai berikut:
  • OS: Android 4.0+,
  • RAM: 1GB+ RAM,
  • CPU: 4-Core

2. Kamu Bisa Membeli Gear Secara Manual

Sumber: Montoon
Saat mulai bermain, kamu akan bisa membeli Gear layaknya MOBA-MOBA lain. Namun untuk mempercepat laju permainan, Mobile Legends memberikan pilihan otomatis Gear di kanan atas.
Kalau kamu ingin membeli Gear secara manual, tekan saja gambar uang di pojok kanan atas. Itu akan membuka menu baru yang berisi semua Gear yang tersedia dalam game.
Jika kamu mau mengubah urutan Gear otomatis, buka saja halaman Prep di layar utama permainan kemudian pilih Gear.

3. Selalu Selesaikan Dailies, Buka Free Chest, dan Kejar Achievement

Sumber: Montoon
Untuk mendapatkan bonus item, jangan lupa membuka Free Chest di halaman depan. Kemudian periksa kemajuan Achievement-mu di dengan menekan ikon trofi di bagian atas. Dengan menyelesaikan beberapa tugas, kamu akan mendapatkan hadiah berupa Battle Pointsdan lain-lain.

4. Manfaatkan Rotasi Hero

Sumber: Montoon
 
Kamu harus membuka Hero satu persatu dengan menggunakan Battle Points atau Diamond, namun ada rotasi Hero gratis setiap minggu. Manfaatkanlah waktu-waktu Hero gratis seperti ini untuk mencoba dulu Hero yang sepertinya menarik sebelum membeli mereka.

5. Latih Terus Hero Utamamu

Sumber: Montoon
Sebaiknya kuasai dulu Hero yang kamu punya atau sangat inginkan, daripada membuang Battle Points atau Diamond untuk membuka Hero-Hero lain. Kalau kamu bisa memakai Hero favoritmu untuk berbagai situasi, pastinya mempelajari Hero lain akan lebih mudah juga.

6. Hero Paling Cocok untuk Pemula

Sumber: Montoon
  1. Layla: Jangkauan serangan paling jauh. Damage besar dan kontrol mudah juga. Wajib memakai Gear untuk meningkatkan Atk Speed.
  2. Balmond: Fighter rasa Tank. Ulti-nya dahsyat pula. Wajib memakai Gear untuk meningkatkan Armor
  3. Eudora: Jarak jauh, Ulti-nya sakit, dan Skill 1 berguna untuk melemahkan HP lawan. Awas Armor-nya tipis. Wajib memakai Gear untuk mengurangi waktu Cooldown.
  4. Miya: Jarak jauh juga, Skill 1 paling keren. Murah dan bahkan mudah dimainkan tanpa Ulti, tapi lemah dalam jarak dekat. Wajib memakai Gear untuk LifeSteal

Kamis, 23 Agustus 2018

Arena of Valor adalah games dengan genre MOBA (Multiplayer Online Battle Arena) yang dimainkan secara 5 vs 5.



Arena of Valor (AOV), game yang baru-baru ini memenangkan penghargaan sebagai Best Multiplayer Game pada ajang tahunan 14th International Mobile Gaming Awards, telah melakukan update pada tanggal 31 Maret 2018 lalu. Seperti update pada versi sebelumnya, telah terjadi banyak perubahan pada versi ini. Mulai dari penyeimbangan hero, item hingga hadirnya beberapa fitur baru.


PUBG Menjadi Game Non-Steam dengan Jam Main Tertinggi Setiap Harinya


Berapa banyak waktu yang dihabiskan oleh para pemain PlayerUnknown’s BattleGroundini demi mendapatkan ayam untuk makan malam? Ternyata cukup banyak untuk kembali membuat PUBG menembus rekor baru dari game dengan jam main tertinggi setiap harinya di Steam.


Kepopuleran game yang disingkat PUBG ini semakin naik seiring berjalannya waktu ternyata membuat semakin banyak pemain di Steam yang menghabiskan waktunya dengan terus bermain PUBG setiap harinya. Bahkan ia menjadi game non-Steam dengan jam main tertinggi mengalahkan game-game besar seperti GTA V dan Fallout 5.
View image on Twitter
View image on Twitt

Fortnite


Sejak tahun 2011 yang lalu di Video Game Awards, Epic Games menjanjikan sebuah game Survival yang akan memberikan kesempatan para gamer untuk bisa mengeksplorasi wilayah, mengumpulkan bahan baku, merakit senjata dan juga membangun benteng pertahanan sambil melawan serangan para monster-monster jahat yang ingin menguasai bumi.
Game itu akan dirilis dengan nama Fortnite, yang sekarang sudah tersedia untuk PC, PS4 dan Xbox One, walau masih berupa Early-Access, alias game ini memang belum sepenuhnya selesai dan masih perlu beberapa penyesuaian lagi. Early-Access ini diberikan kepada semua orang yang telah melakukan pre-order untuk Fortnite sebelumnya.
Kabar baiknya adalah, game ini pada nantinya akan menjadi game Free-to-Play, alias wajib punya. Kenapa wajib punya ? Game ini bisa dibilang kombinasi yang tepat antara kalian yang suka main game TPS atau Third Person Shooting dan Survival games melawan Zombie layaknya Left 4 Dead serta game Scrap and Build layaknya Minecraft. Lengkap banget bukan ?